TUGAS
PERKEMBANGAN HEWAN
“MEKANISME MENDASAR PERKEMBANGAN NORMAL DAN ABNORML”
OLEH:
KELOMPOK 6
1.
ANNISA
MUHAIMIN HIDAYATI ( A1J1 18 030 ) SEBAGAI EDITOR
2.
FATIMAH
NUTTAHIRAH ( A1J1 18 009 ) SEBAGAI PENCARI MATERI
3.
HAFIFAH (
A1J1 18 002 ) SEBAGAI PENCARI MATERI
4.
MUHAMAD
ARSYAD ( A1J1 18 035
) SEBAGAI PENCARI MATERI
5.
NUR
AZIZA (
A1J1 18 020 ) SEBAGAI PENCARI MATERI
6.
NURUL
FITRIYANI. B ( A1J1
18 046 ) SEBAGAI PENCARI MATERI
7.
RINA (
A1J1 18 025 ) SEBAGAI PENCARI MATERI
8.
YULINDA
KRISNA DWIPAYANTI (
A1J1 18 062 ) SEBAGAI PENCARI
MATERI
9.
YUNI
ELYSAPUTRI ( A1J1
18 015 ) SEBAGAI PENCARI MATERI
10. MARTHA SANTI BURDAM ( A1J1 16 110) -
11. DELFIANA RABIATUL ISMI M.I (A1J1 16 056) SEBAGAI PEMIMPIN PRESENTASE
10. MARTHA SANTI BURDAM ( A1J1 16 110) -
11. DELFIANA RABIATUL ISMI M.I (A1J1 16 056) SEBAGAI PEMIMPIN PRESENTASE
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
1.
PENGERTIAN
PERKEMBANGAN NORMAL DAN ABNORMAL
Perkembangan adalah suatu
proses yang terjadi pada setiap makhluk hidup untuk menuju kedewasaan dalamm
kehidupan perkembangan terbagi menjadi 2 yaitu perkembangan normal dan abnormal
a.
Pengertian
Perkembangan normal
Perkembangan normal
adalah perkembangan yang di anggap normal yang umumnya memiliki mental yang
sehat, genetik, nutrisi yang seimbang dan kesehatan ibu baik saat kehamilan,
tidak terjadi cidera, dan tersimulasi dengan optimal (Padila, 2019). Pada
perkembangan normal memiliki ciri-ciri seperti:
·
Menunjukan perkembangan otak yang sangat
signifikan khususnya pada usia 1-3 tahun.
·
Dilihat dari psikologinya anak yang
normal mampu berinteraksi dengan orang tua
·
Bagaimana anak merespon apa yang
dilakukan orang tua terhadap anak
·
Dapat berinteraksi dengan lingkungannya
(Padila, 2019: 246 dan 248).
·
Perkembangan motorik halus berkembang
secara normal (Kusumaningtiyas Kharisma, 2016: 52).
b.
Pengertian
Perkembangan abnormal
Perkembangan abnormal
adalah perkembangan yang menyimpang dari
perkembangan yang normal. Sehingga dapat menyebabkan kecacatan, kecacatan
tersebut dapat berupa cacat fisik, cacat motorik, cacat sosial, cacat mental,
dan lain sebagainya. Perkembangan abnormal tidak hanya mencakup gangguan
perkembangan saja. Akan tetapi, perkembangan abnormal juga berkaitan dengan
perkembangan yang lebih cepat atau yang lebih bagus dari pada rata-rata
(atosokhi .2013). pada perkembangan abnormal memiliki ciri-ciri seperti:
·
adaptif harian terganggu/rusak.
·
Perilaku yang dianggap menyimpang
·
Kurang dapat berinteraksi dengan banyak orang (atosokhi,
2013).
2.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NORMAL
a.
Nutrisi
Nutrisi dapat
meliputi yang diterima oleh ibu pada masa kehamilan dan yang diterima oleh anak
setelah melahirkan. Pemberian ASI ekslusif oleh ibu dapat selama enam bulan
umur bayi dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan dan perkembangan bayi.
Fungsinya yaitu dapat menjadikan bayi mempunyai level kolesterol rendah dan
meningkatkan perkembangan kognitif dan ketajaman visual bayi.
b.
Kebiasaan Orang Tua
Yang termasuk dalam
faktor ini yaitu kebiasaan orang tua yang baik, yaitu dengan tidak mengkonsumsi
alkohol dan merokok selama masa kehamilan. Survey yang dilakukan pada salah
satu negara yaitu bhutan melaporkan persentase konsumsi alkohol dan rokok oleh
kaum wanita sebanyak 2,4% dari 2,8% keseluruhan. Dengan tidak melakukan hal
tersebut, orang tua telah menyelamatkan anak dari konsekuensi kesehatan dan
hasil negatif lainnya.
c.
Perawatan Anak
Faktor perawatan
anak ini sangat penting bagi mengembangkan kemampuan kognitif dan bahasa anak
pada usia 6 bulan sampai tiga tahun kehidupannya. Pada saat anak tidak menerima
hal seperti ini pada tahun – tahun awalnya, ia akan mempengaruhi perkembangan
otak yang kemudian berlanjut pada keterlambatan kognitif, sosial dan behaviorial
d.
Lingkungan
Faktor lingkungan
yang baik dan sehat dapat mempengaruhi perkembangan bayi tersebut. Lingkungan
yang baik dan sehat dapat menjauhkan anak dari berbagai kemungkinan terjangkit
penyakit menular yang dapat menyebabkan perkembangan anak tersebut terganggu,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
e.
Sosial Kultural
Faktor ini dapat meliputi
kebiasaan pemberian makan dan perawatan. Kebiasaan pemberian makanan dilakukan
dengan mengurangi pemberian makanan menyerupai susu pada awal kelahiran dan
melaksanakan pemberian ASI antara kulit ke kulit. Di sisi lain perawatan pada
anak perlu ditingkatkan pada tahun awal kelahirannya karena anak pada masa itu
memiliki potensi untuk belajar setelah lahir di dunia dan mereka belajar
melalui melihat, melakukan mendengar dan menyentuh sesuatu.
3.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ABNORMAL
Faktor-faktor internal yang menyebabkan perkembangan
abnormal pada janin di dalam rahim ibu di antaranya infeksi intrauterin,
obat-obatan, usia ibu, gizi ibu, riwayat obstetrik, penyakit yang diderita ibu,
antenatal care, prematur dan mutai gen (Maharani, 2013).
Kelainan kongenital adalah suatu
kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada
neonates, ini adalah salah satu penyebab perkembangan tidak normal. Kelainan
kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
semenjak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Adapun penyebab dari kelainan
kongenital adalah faktor usia, faktor kromosom, faktor mekanik, faktor infeksi,
faktor obat, faktor hormonal, faktor radiasi, faktor fisik pada rahim, faktor
gizi, riwayat kesehatan ibu, paritas, jarak kehamilan (Maryanti, 2015).
Penyakit jantung bawaan (PJB) ialah
kelainan struktural akibat malformasi jantung, aorta dan atau pembuluh darah
besar, dan merupakan kelainan kongenital tersering pada bayi baru lahir.
Tetralogi Fallot merupakan salah satu PJB dengan sianosis sentral, dan mencakup
5-10% dari seluruh PJB. Secara garis besar PJB dibagi atas dua kelompok, yaitu
sianotik dan asianotik. Pada PJB sianotik terjadi sianosis sentraloleh karena
aliran darah paru berkurang akibat obstruksi aliran keluar ventrikel kanan
sehingga terjadi pirau kanan ke kiri. Tetralogi Fallot merupakan kombinasi dari empat komponen yaitu defek septum
ventrikel (VSD), obstruksi aliran keluar ventrikel kanan, hipertrofi ventrikel
kanan, dan overriding aorta. Tetralogi Fallot dengan atresia pulmonal
(Tetralogy of Fallot Pulmonary Atresia = ToF-PA) merupakan salah satu varian
ekstrim dari tetralogi Fallot. Atresia pulmonal didefinisikan sebagai hilangnya
kontinuitas lumen atau tidak ada aliran darah langsung dari ventrikel kanan ke
arteri pulmonalis dimana katup pulmonal tidak terbentuk sebagaimana mestinya.
Selain itu, Anak dengan PJB sianotik berisiko lebih besar untuk infeksi yang
lebih berat ( Supit, A. I., 2012).
Tumor atau neuplasma dapat diartikan
sebagai suatu pertumbuhan abnormal dan tidak terkontrol jaringan yang mengalami
transformasi atau perubahan pada satu atau lebih tempat utama dalam tubuh
inang. Penyakit degeneratif ini merupakan salah satu penyakit pada hewan piara,
khususnya anjing dan kucing yang sering ditemui di lapangan . Pada umumnya
penyakit tumor ini diobati dengan cara operasi dan biasanya akan muncul kembali
setelah lebih dari 6 bulan. Penyakit tumor atau neoplasma merupakan salah satu
masalah dalam dunia medis yang sangat penting untuk segera ditangani. Penyebab
tumor sangat bervariasi dan sangat komplek sehingga dalam penanganannya pun sangat
sulit, apalagi biasanya hewan yang terkena penyakit ini dibawa ke dokter hewan
setelah stadium lanjut ( Gunanti, S., 2009).
4.
MACAM-MACAM
GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK YANG ABNORMAL (MENTAL.PSIKOLOGI,DLL)
Selama perkembangan yang abnormal,
organisme dapat mengalami gangguan keadaan yang tidak seperti biasanya atau
mengalami beberapa kelainan. Gangguan yang dapat dialami antara lain :
a.
Gangguan Genetik
Kelainan genetik dapat
diwarisi sebagai sifat resesif sederhana, kalianan ini memepunyai tingkat keparahan
yang berbeda mulai dari sifat yang relatif tidak berbahaya, seperti albinisme
(ketiadaan pigmen kulit), penyakit hungtingtin, penyakit jantung, kanker, dan
kelainan skizofernia. Hal ini terjadi ketika terjadi perkembangan alel membuat
sel-sel hemoglobin menghasilkan protein abnormal. Hemoglobin abnormal akan
merusak sel darah merah sehingga muncul beberapa gangguan dalam tubuh (Campbell,
2008). Berikut ini contoh organisme yang mengalami kelaianan (Albino).
b.
Gangguan Fisik/Psikomotorik
Stimulasi
perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu seperti
faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan dimana pada
keluarganya rata-rata perkembangan motorik lambat. Gangguan fisik seperti
penyandang disabilitas, kelainan pertumbuhan tulang ataupun otot. Faktor-faktor
tersebut meliputi genetic, lingkungan, mekanisme, toksin/zat kimia, gizi,
hubungan anak dengan keluarga, dan stimulasi selama dalam kandungan (Ruauw,
2019).
c.
Gangguan Psikologi/Mental
Sesorang
yang mengalami perkembangan abnormal mulai dari dalam kandungan hingga tumbuh
dewasa biasanya akan mengalami gangguan psikologi. Perkembangan yang abnormal,
sebagian individu akan mengalami perilaku yang abnormal juga seperti masalah
dalam hal penyesuaian diri dengan lingkungan sosial, mengalami stress atau
kecemasan akan dirinya, menganggap dirinya sulit bersosialisasi (Gea, 2013).
TUGAS
SOAL: Bagaimana secara molekuler faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan abnormal secara genetis melaluui mutasi gen.
NO
|
FAKTOR
|
PENJELASAN
|
1.
|
Pewarisan Sifat (Mutasi Gen)
|
Pewarisan makhluk
hidup dibawa oleh gen yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom diketahui
menjadi tempat utama dari materi genetik yaitu sifat DNA dan RNA. Bentuk kromosom, struktur
kromosom, serta evolusi kromosom. Mutasi merupakan perubahan permanen yang
dapat diturunkan yang terjadi pada materi genetik. Kelainan kromosom pada
penderita menimbulkan variasi jumlah kromosom bila dibandingkan dengan orang
normal, yang mempunyai karyotype 46, XX (pada wanita) atau 46, XY (pada
pria). Pada sindrom Down dengan trisomi 21 mempunyai karyotype 47, XX +21
atau 47,XY+21, sindrom Klinefelter 47,XXY. Hal tersebut dapat terjadi karena
peristiwa nondisjunction yaitu kegagalan sepasang kromosom untuk memisahkan
selama meiosis, yang merupakan proses di mana sel telur dan sperma
mereplikasi diri dan membagi. Akibat kegagalan ini dapat terjadi perkembangan
abnormal pada embrio. Kelainan kromosom ini dapat diturunkan dari orang tua
ataupun terjadi secara de novo dan
berkontribusi besar terhadap terjadinya cacat lahir pada bayi(Tjahjani,
2013).
|
2.
|
DNA
|
Faktor
genetis akan mempengaruhi mutasi DNA gen-gen otak dalam mengkode protein yang
penting dalam perkembangan, pemeliharaan dan regulasi sirkuit-sirkuit syaraf
pada anak dan selajantunya akan mempengaruhi tingkah laku (Alfiatin, 1998
:44).
|
3.
|
Mutasi Gen dari Radiasi Sinar X Dental
|
Stokastik Genetik
Mutasi dapat disebabkan oleh faktor eksternal atau terjadi secara spontan.
Mutasi dan kerusakan kromosom kemungkinan diakibatkan oleh ketidakmampuan DNA
untuk memperbaiki diri atau gen pengontrol kehilangan kendali proses
proliferasi dan diferensiasi. Hal inilah penyebab terjadinya keganasan.
Radiasi sinar X merupakan salah satu faktor eksternal penyebab yang
potensial, radiasinya dapat meningkatkan
laju latar kerusakan DNA
sekitar 1 % yang
terjadi secara alamiah. Radias pada organ reproduksi dapat merusak
DNA dari sperma atau sel telur. Hal ini dapat menyebabkan kelainan kongenital
pada keturunan dari orang yang terpapar radiasi tersebut. Wanita hamil yang
telah menjalani prosedur radiodiagnostik memiliki perkiraan resiko teratogenik
yang tinggi (beresiko terjadi
malformasi utama sebesar 25,5%). Ketika janin terpapar dengan radiasi
sinar X akan menyebabkan kerusakan dan perkembangan yang abnormal
(Woroprobosari, 2016).
|
4.
|
Mikrodelesi Kromosom Y
|
Masalah infertilitas
laki-laki sering terjadi karena adanya gangguan pada kromosom Y. Struktur
kromosom Y mempunyai Pseudo Autosomal Region (PAR) pada kedua ujung
lengannya. PAR1 terletak di ujung lengan pendek (Yp) dan PAR2 di ujung lengan
panjang (Yq). PAR berfungsi untuk berpasangan dengan kromosom X pada waktu
meiosis. Gen SRY menentukan inisiasi perkembangan testis pada masa embrio,
terletak di Yp dan berbatasan dengan PAR1. Gen AZF adalah gen yang terletak
pada kromosom Y lengan panjang regio 1 band 1 (Yq11). Gen AZF berfungsi untuk
mengatur spermatogenesis. Gen AZF terletak di zona eukromatik Yq dan
mengalami delesi de novo yang tidak tampak pada tingkat sitogenetik
(mikrodelesi) pada penderita azoospermia. Seringkali laki-laki infertil yang
mengalami delesi lebih dari dua lokus, menderita SCOS tipe I dengan analisis
semen berupa azoospermia.11 Mikrodelesi kromosom Y merupakan salah satu
penyebab infertilitas laki-laki yang dapat diturunkan kepada anak laki-laki.
Ketika pada masa embrio mengalami mikrodelesi kromosom Y maka akan berpengaruh
pada perkembangannya (Forseta, 2001).
|
DAFTAR
PUSTAKA
Alfiatin,
T. 1998. Adiksi : Tinjauan aspek genetis. Jurnal
Buletin Psikologi. Vol 1 (40) : 43-4. ISSN: 0854-7108.
Atosokhi Antonius.G. 2013. Psychological Disorder Perilaku
Abnormal: MAitos dan Kenyataan. Jurnal
Psychological Disorder Perilaku. Vol 4 (1): 693-696.
Campbell, Neil A, Reece, Jane B, and Mitchell,
Lawrence G. 2002.Biologi Jilid I Edisi
Kelima. Jakarta. Erlangga.
Foresta C, Moro E, Ferlin A. 2001. Y chromosome
microdeletions and alterations of spermatogenesis.Endocrine Rev. Vol
22(2): 229,236.
Gea, Antonius Atosökhi. 2013. Psychological Disorder
Perilaku Abnormal: Mitos Dan Kenyataan. Jurnal
Humaniora. Vol 4(1): 695-696.
Gunanti, S., Bambang, P. P., Ietje, W.,
Ros, S. 2009. PENGOBATAN PENYAKIT TUMOR MAMMAE MELALUI OPERASI (MASTEKTOMI DAN
OVARIOHISTEREKTOMI) DAN KOMBINASINYA (TANAMAN HERBAL) PADA HEWAN.Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.Vol 14
(1). Hal: 6-7. ISSN 0853 – 4217
Kusumaningtyas Kharisma dan Sri
Wayanti.2016. Faktor Pendapatan dan Pendidikan Keluarga Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun.Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Vol 7 (1): 52.
Maharani, T dan Radityo, A. 2013.FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN KELAINAN KONGENITAL SISTEM UROGENITAL PADA
NEONATUS.JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA ARTIKEL
KARYA TULIS ILMIAH. Vol 1 (1) :6
Maryanti, D dan Kusmawati, D.
2015.Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Kelainan Kongenital.Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA. Vol. VII (1) :37.
Padila, Fatsiwi Nunik Andari, dan Juli
andari. 2019. Hasil Skrining
Perkembangan Anak Usia Toddler Antara DDST Dengan SDIDTK. Jurnal Keperawatan Silampari. Vol 3 (1):
246, 248-249.
Ruauw, Julio, Sefti S.J Rompas, Dan Lenny Gannika.
2019. Stimulasi Motorik Dengan Perkembangan Fisik Pada Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal Keperawatan. Vol 7(2): 2-3.
Supit, A. I., Erling, D. K. 2012.
TETRALOGI FALLOT DAN ATRESIA PULMONAL.
Jurnal Biomedik. Vol 4 (3). Hal: 152-153
Tjahjani, Nur Patria. 2013. Kelainan Genetik Klasik:
Tinjauan Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Kajian
Pendidikan Islam. Vol. 5(2): 225-226.
Woroprobosari, Niluh Ringga. 2016. EFEK STOKASTIK
RADIASI SINAR-X DENTAL PADA IBU HAMIL DAN JANIN. Dental Journal. Vol
3(1): 62.
Semoga
tulisan saya yang dikutip dari berbagai sumber dapat mengedukasi semua
teman-teman yang membacanya. Perihal setuju tidaknya teman-teman akan mekanisme mendasar perkembangan normal dan abnormal saya kembalikan kepada
kebijaksanaan teman-teman. Pro dan kontra akan metode ini pasti
sangat banyak, tetapi juga banyak orang-orang yang sangat terbantu dengan
perkembangan teknologi sehingga metode ini bisa hadir dan memudahkan mereka,
tentunya dengan berbagai resiko yang ditanggung masing-masing. Terimakasih.
Kelompok IV
Jurusan Pendidikan Biologi
UNIVERSITAS HALUOLEO
No comments:
Post a Comment